Tegang! Korut Ingatkan Korsel, Satu Kesalahan Lagi Bisa Berujung Perang

Korea Utara kembali melontarkan kecaman keras terhadap latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Latihan yang dimulai pada Senin (10/3/2025) ini disebut oleh Pyongyang sebagai tindakan provokatif yang berpotensi meningkatkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea. Dalam pernyataan yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara, mereka menegaskan bahwa latihan militer ini dapat memicu konflik besar hanya dengan satu tembakan yang tidak disengaja.

“Latihan ini adalah tindakan provokatif yang berbahaya dan bisa menciptakan ketegangan akut di Semenanjung Korea. Hal ini dapat berujung pada konflik fisik antara kedua belah pihak hanya karena satu insiden kecil,” bunyi pernyataan resmi yang dikutip oleh media pemerintah Korea Utara.

Insiden Bom yang Memperburuk Ketegangan

Kecaman Korea Utara muncul beberapa hari setelah terjadinya insiden tak terduga pada 6 Maret 2025. Dua jet tempur dari Angkatan Udara Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di sebuah desa yang terletak di wilayah tersebut, saat sedang menjalani latihan bersama pasukan militer Amerika.

Akibat insiden tersebut, 15 orang—termasuk warga sipil dan personel militer—mengalami luka-luka, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan. Insiden ini semakin memperburuk situasi yang sudah tegang akibat latihan gabungan yang berlangsung dalam rangka Freedom Shield 2025, yang melibatkan berbagai jenis latihan, mulai dari simulasi virtual hingga pelatihan lapangan.

Latihan yang Dinilai sebagai Persiapan Invasi

Latihan militer yang bertajuk Freedom Shield 2025 dijadwalkan berlangsung hingga 21 Maret 2025. Selama periode tersebut, Seoul dan Washington akan melakukan serangkaian kegiatan yang dianggap Korea Utara sebagai upaya persiapan invasi. Pyongyang telah lama mengkritik kerja sama militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mereka menilai hal ini sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan Korea Utara.

Sebagai respons atas latihan ini, Korea Utara kerap melakukan uji coba rudal balistik, yang pada tahun lalu sempat memicu kecaman internasional karena melanggar sanksi yang diterapkan oleh PBB.

Ketegangan yang Terus Meningkat

Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah serangkaian peluncuran rudal balistik oleh Pyongyang pada tahun 2024. Tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk unjuk kekuatan di tengah meningkatnya tekanan internasional.

Selain itu, meskipun Perang Korea berakhir pada 1953 dengan gencatan senjata, kedua negara tersebut secara teknis masih berada dalam kondisi perang karena belum ada perjanjian damai resmi. Kehadiran puluhan ribu tentara Amerika di Korea Selatan juga terus menjadi sumber ketegangan dengan Korea Utara.

Dalam pernyataan terbaru, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebutkan bahwa latihan Freedom Shield 2025 adalah “latihan perang agresif dan konfrontatif” yang hanya memperburuk kondisi yang sudah tegang. Sebelumnya, Pyongyang juga mengecam keras kehadiran kapal induk Angkatan Laut AS yang berlabuh di pelabuhan Busan, Korea Selatan, menganggapnya sebagai bentuk provokasi baik secara politik maupun militer.

Dengan ketegangan yang semakin memuncak, banyak pihak yang khawatir akan potensi eskalasi yang dapat berujung pada konflik berskala besar di kawasan tersebut. Dunia internasional kini tengah memantau dengan cermat setiap langkah yang diambil oleh kedua belah pihak di Semenanjung Korea.

Inovasi Tiada Henti! TREN Rilis Produk Anyar GT-2

PT. TREN Global Teknologi baru saja sukses menggelar acara bertajuk “Special Grand TREN Opportunity Presentation” yang dihadiri oleh ratusan peserta. Keberhasilan acara ini tak hanya terlihat dari banyaknya peserta yang datang, tetapi juga dari semangat dan antusiasme yang tampak selama acara berlangsung. Bahkan, acara ini melampaui kapasitas ruang yang tersedia, memaksa banyak tamu untuk berdiri dan duduk di lantai ballroom hotel tempat acara diadakan.

Acara yang digelar bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman mengenai pesatnya kemajuan teknologi serta berbagai peluang bisnis yang ada, terutama di bidang internet yang saat ini tengah berkembang pesat. Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia dari berbagai kalangan, kesempatan untuk membuka bisnis dengan pasar yang sangat luas semakin potensial.

TREN, perusahaan teknologi yang dikenal sebagai penyedia modem internet dengan sistem penjualan langsung, memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengubah pengeluaran internet mereka menjadi pendapatan yang signifikan.

Acara ini menampilkan dua tokoh penting yang sangat dinantikan oleh para peserta. Drg. Eko Kurniawan Putra, TREN Presidential, serta CEO dan Founder TREN, Martin Carter, memberikan pemaparan mendalam mengenai peluang bisnis yang ditawarkan TREN. Kehadiran mereka tidak hanya menambah daya tarik acara, tetapi juga membuat para tamu rela berdiri selama 3 jam penuh untuk mengikuti sesi presentasi dari awal hingga akhir.

Tidak hanya berbagi informasi seputar peluang bisnis, TREN juga memperkenalkan produk terbarunya, yaitu TREN Mobile GT-2. Modem multifungsi yang telah lama dinantikan oleh pengguna internet di seluruh Indonesia ini mendapat sambutan yang luar biasa. Antusiasme peserta sangat terlihat saat modem ini dapat langsung dibeli di akhir acara, dengan banyak tamu yang berebut untuk mendapatkan produk terbaru tersebut.

Allia Rosa, Komisaris dan Co-Founder TREN, juga turut hadir dan memberikan komentar mengenai acara ini. “Luar biasa antusiasme para tamu. Ini pertama kalinya dalam sejarah 4 tahun TREN berdiri dan mengadakan acara, para tamu sampai berdiri-berdiri untuk mengikuti paparan bisnis kami. Hal ini memberi semangat luar biasa bagi perusahaan kami untuk memulai tahun 2025 dengan penuh optimisme,” ungkap Allia Rosa.

Meskipun jumlah peserta yang sangat banyak, acara ini tetap berlangsung dengan aman dan tertib. Para tamu tetap fokus mengikuti seluruh rangkaian acara dengan semangat yang tinggi. Keberhasilan acara ini menjadi awal yang sangat positif bagi TREN Global Teknologi untuk terus berkembang dan menghadirkan inovasi-inovasi terbaru di dunia teknologi.

Dengan kesuksesan acara ini, TREN Global Teknologi semakin memperlihatkan komitmennya untuk memberikan peluang bisnis yang besar, terutama dalam mengoptimalkan pemanfaatan internet di Indonesia. Para peserta yang hadir kini semakin yakin bahwa bergabung dengan TREN adalah langkah yang tepat untuk meraih sukses di era digital yang semakin berkembang pesat.

Perundingan di Arab Saudi Tuntas, AS Lanjutkan Dukungan untuk Ukraina

Amerika Serikat (AS) akhirnya kembali mengaktifkan sepenuhnya kerja sama intelijen dengan Ukraina, setelah sebelumnya sempat ditangguhkan. Selain itu, Washington juga melanjutkan pengiriman bantuan militer kepada Kyiv, yang sebelumnya dihentikan sementara sebagai bagian dari upaya mendorong perundingan damai.

Keputusan ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior Ukraina dalam wawancara dengan Reuters, serta dikonfirmasi oleh seorang pejabat kepresidenan Ukraina. Namun, keduanya enggan disebutkan namanya.

Zelensky Setuju dengan Usulan Gencatan Senjata 30 Hari

Langkah AS ini diambil setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyetujui proposal AS untuk gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina. Zelensky juga meminta Washington menekan Rusia agar menerima usulan tersebut demi membuka jalan bagi pembicaraan damai.

Perundingan membahas usulan ini dilakukan di Arab Saudi pada Selasa (11/3/2025) dan berlangsung selama delapan jam.

Menurut laporan Associated Press, pertemuan tersebut dihadiri oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, yang menyatakan bahwa diskusi berjalan substantif. Para negosiator membahas langkah konkret untuk mengakhiri perang secara permanen, termasuk jaminan keamanan jangka panjang bagi Ukraina.

Trump Cabut Penangguhan Bantuan Militer

Dalam pertemuan itu, Presiden AS Donald Trump setuju untuk mencabut penangguhan miliaran dolar bantuan militer serta melanjutkan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina.

“Delegasi Ukraina menyampaikan secara jelas bahwa mereka memiliki visi yang sama dengan Presiden Trump dalam mencapai perdamaian,” ujar Waltz.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan, AS dan Ukraina sepakat bahwa sudah waktunya memulai proses menuju perdamaian yang berkelanjutan.

“Delegasi Ukraina kembali menyampaikan rasa terima kasih rakyatnya kepada Presiden Trump, Kongres AS, dan masyarakat Amerika atas dukungan mereka yang memungkinkan kemajuan nyata menuju perdamaian,” bunyi pernyataan itu.

Gencatan Senjata Bersyarat dan Peran Rusia

Sebagai bagian dari kesepakatan, Ukraina menyatakan kesediaannya menerima gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang dapat diperpanjang jika kedua belah pihak menyetujuinya. Namun, perpanjangan ini bergantung pada komitmen Rusia untuk menerima dan menjalankan gencatan senjata secara bersamaan.

AS akan mengkomunikasikan hal ini kepada Rusia, menegaskan bahwa keterlibatan Moskow sangat penting dalam mencapai perdamaian yang nyata.

Selain itu, Washington berkomitmen untuk membahas perdamaian jangka panjang yang menjamin keamanan Ukraina, dengan melibatkan perwakilan dari Rusia serta mitra-mitra Eropa dalam prosesnya.

Kerja Sama Ekonomi Ukraina-AS

Di luar isu militer, AS dan Ukraina juga sepakat untuk mempercepat negosiasi mengenai pengembangan sumber daya mineral penting di Ukraina. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi Ukraina, sekaligus menjamin keamanan dan stabilitas jangka panjang bagi negara tersebut.

Dengan langkah ini, perundingan di Arab Saudi menandai titik balik dalam hubungan AS-Ukraina. Kini, perhatian dunia tertuju pada respon Rusia terhadap usulan gencatan senjata serta bagaimana dinamika geopolitik di kawasan akan berkembang ke depannya.

Pemilu Jerman 2025 Resmi Berjalan, Isu Migrasi dan Keamanan Mengemuka

Jerman bersiap menghadapi momen penting dalam sejarah politiknya saat jutaan warga memberikan suara dalam Pemilu 2025 yang berlangsung pada Minggu (23/2/2025). Pemilu kali ini berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran akan isu keamanan dan migrasi, setelah serangkaian serangan mematikan mengguncang negara tersebut.

Dalam kontestasi politik yang diawasi ketat oleh Eropa dan Amerika Serikat, Friedrich Merz, pemimpin konservatif berusia 69 tahun, berada di posisi terdepan untuk menjadi kanselir Jerman berikutnya. Jika menang, ia dihadapkan pada tugas besar untuk memulihkan ekonomi terbesar di Eropa dan memperbaiki infrastruktur negara dalam waktu empat tahun—sebuah janji yang tidak mudah diwujudkan.

Peta Koalisi: CDU Butuh Mitra Politik

Jika Partai Demokrat Kristen (CDU) yang dipimpin Merz keluar sebagai pemenang, mereka tetap harus mencari mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan. Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Olaf Scholz, kanselir petahana yang pemerintahannya runtuh tahun lalu, disebut sebagai kandidat mitra utama.

Menjelang hari pemungutan suara, Merz menegaskan tidak akan bekerja sama dengan Alternatif untuk Jerman (AfD), partai sayap kanan yang kini berpotensi menjadi kekuatan politik terbesar kedua. Sementara itu, jumlah pemilih yang memenuhi syarat dalam pemilu ini mencapai 59,2 juta orang, dengan jutaan suara telah dikirim melalui pos.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa 20 persen pemilih masih ragu menentukan pilihan, meskipun waktu pemungutan suara semakin dekat. Tempat pemungutan suara akan dibuka pukul 08.00 dan ditutup pukul 18.00 waktu setempat, dengan hasil awal diperkirakan dapat diketahui pada malam harinya.

Dinamika Politik dan Tantangan Jerman ke Depan

Antusiasme tinggi terlihat dalam kampanye yang berlangsung hingga Sabtu malam, di mana debat terakhir—yang kesembilan dalam sembilan bulan terakhir—digelar di televisi nasional. Pemilu kali ini dianggap sebagai titik balik bagi Jerman dalam menentukan arah kebijakan domestik maupun global.

Merz berjanji akan membawa kepemimpinan yang kuat di Eropa, meskipun Jerman juga berada di bawah tekanan untuk menyesuaikan anggaran militernya. Sebagai penyedia bantuan militer terbesar kedua bagi Ukraina, pemerintahan baru Jerman harus menghadapi dinamika hubungan internasional, terutama dengan Presiden AS Donald Trump, yang secara terbuka mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan memperlemah solidaritas Barat terhadap Rusia.

Sementara itu, politik Jerman dikejutkan oleh pertemuan antara Wakil Presiden AS JD Vance dengan kandidat kanselir dari AfD, Alice Weidel. Dalam pertemuan itu, Vance menyuarakan keinginan untuk mengakhiri tabu politik Jerman yang melarang kerja sama dengan partai ekstrem kanan—sebuah prinsip yang dikenal sebagai firewall atau brandmauer di negara tersebut.

Hasil pemilu ini tidak hanya akan menentukan siapa yang memimpin Jerman ke depan, tetapi juga bagaimana negara tersebut menghadapi krisis geopolitik, tantangan ekonomi, dan dinamika politik global dalam beberapa tahun mendatang. 🚨🗳️

Meriahkan Warisan Budaya: Drama Musikal “Lutung Kasarung” di Global Sevilla

Sekolah Global Sevilla kembali menghadirkan pertunjukan drama musikal yang digarap langsung oleh para siswa, kali ini mengangkat kisah rakyat berjudul The Warrior’s Heart: Lutung Kasarung. Pementasan ini dijadwalkan berlangsung pada 21 Februari 2025 di Auditorium Sekolah Global Sevilla Pulomas, Jakarta. Dalam dua sesi pertunjukan yang diselenggarakan, sesi pertama akan diperuntukkan bagi para siswa, sementara sesi kedua ditujukan bagi orang tua dan tamu undangan.

Drama musikal ini merupakan bagian dari tradisi tahunan Sekolah Global Sevilla dalam memberikan wadah ekspresi seni bagi para siswa. Sebelumnya, sekolah ini telah sukses menggelar berbagai pertunjukan musikal seperti Pinocchio (2024), Bayu Wongso (2024), Timun Mas (2023), serta Si Pitung (2019). Keunikan dari setiap pementasan adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai medium utama, menjadikan cerita rakyat Indonesia lebih mudah diterima dalam konteks global tanpa kehilangan nilai budaya aslinya.

Tahun ini, kisah Lutung Kasarung dipilih sebagai tema utama. Legenda ini menggambarkan perjalanan Sanghyang Guruminda, seorang pangeran kahyangan yang dikutuk menjadi seekor lutung dan harus menjalani kehidupan di bumi. Sementara itu, di kerajaan Pasir Batang, terjadi konflik perebutan kekuasaan antara dua putri raja, Purbasari dan Purbararang. Kecemburuan dan pengkhianatan menyebabkan Purbasari diasingkan ke dalam hutan, di mana ia kemudian bertemu dengan Lutung Kasarung. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang, menghadapi berbagai ujian dan rintangan, termasuk sihir dan ambisi kekuasaan.

Menggali Potensi Siswa dan Memperkuat Akar Budaya

Sebanyak 104 siswa dari berbagai jenjang pendidikan terlibat dalam produksi drama musikal ini, mulai dari pemeran, penari, hingga tim pendukung di balik layar. Christina Sekar, selaku Project Manager sekaligus guru di Sekolah Global Sevilla, menjelaskan bahwa persiapan pementasan telah dimulai sejak September 2024, dengan proses latihan intensif selama enam bulan.

“Di sekolah kami, drama musikal selalu mengangkat cerita rakyat Indonesia. Melalui pementasan ini, siswa tidak hanya belajar seni peran, bernyanyi, dan menari, tetapi juga mendalami budaya bangsa,” ungkap Christina. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi diri mereka dalam berbagai bidang seni. “Selain meningkatkan keterampilan dalam seni pertunjukan, mereka juga belajar bekerja sama dalam tim, keterampilan yang sangat penting bagi masa depan mereka,” tambahnya.

Purborini Sulistiyo, Head of School Global Sevilla, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki dampak mendalam bagi perkembangan siswa. “Drama musikal bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran yang mengajarkan komunikasi, kerja sama, dan empati. Anak-anak belajar menghargai satu sama lain serta mengembangkan rasa percaya diri mereka,” jelasnya.

Lebih lanjut, Purborini juga menyoroti manfaat drama musikal dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis. “Melalui kegiatan ini, siswa dari berbagai jenjang bekerja sama dengan satu tujuan, yaitu menyukseskan pertunjukan. Hal ini membantu membangun kebersamaan dan mengurangi potensi perundungan di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Drama Musikal sebagai Bagian dari Pendidikan Holistik

Sebagai bagian dari pendekatan pendidikan holistik yang diterapkan Sekolah Global Sevilla, drama musikal dianggap sebagai metode efektif untuk mengembangkan berbagai aspek keterampilan siswa. “Kami percaya bahwa pendidikan tidak hanya sebatas di dalam kelas. Melalui kegiatan seni seperti ini, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna,” kata Purborini.

Global Sevilla juga berkomitmen untuk mengenalkan drama musikal sejak dini, dimulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Dengan demikian, siswa memiliki kesempatan untuk terus mengasah kreativitas, ekspresi diri, serta pemahaman mereka terhadap budaya Indonesia dalam konteks yang lebih luas.

“Pembelajaran yang menarik akan membuat anak-anak lebih termotivasi dan aktif dalam mengeksplorasi potensi mereka. Inilah yang terus kami upayakan melalui berbagai kegiatan berbasis seni dan budaya,” pungkas Purborini.

Drama musikal The Warrior’s Heart: Lutung Kasarung tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wujud nyata upaya Sekolah Global Sevilla dalam melestarikan budaya lokal dan mengembangkannya dalam perspektif global. Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, pertunjukan ini diharapkan mampu memberikan pengalaman berharga bagi para siswa sekaligus menginspirasi banyak pihak untuk terus menjaga warisan budaya Indonesia.

JD Vance: Ukraina Sulit Menang, Trump Klaim Perang Bisa Dihindari

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, menyatakan bahwa Ukraina tidak memiliki peluang untuk menang dalam konfliknya dengan Rusia, seperti yang telah terlihat sejak perang dimulai tiga tahun lalu. Menurutnya, situasi ini tidak akan terjadi jika Donald Trump masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada saat itu.

“Selama tiga tahun, Presiden Trump dan saya telah menyampaikan dua pandangan utama: pertama, perang ini tidak akan pecah jika Presiden Trump masih memimpin; kedua, baik Eropa, pemerintahan Biden, maupun Ukraina tidak memiliki jalan yang jelas menuju kemenangan,” tulis Vance melalui akun media sosial X pada Kamis.

Vance menekankan bahwa Washington sebenarnya memiliki pengaruh besar terhadap kedua pihak dalam konflik ini. Namun, ia menilai bahwa kebijakan pemerintahan Biden yang membiarkan perang terus berlanjut hanya akan berdampak negatif bagi semua pihak, termasuk Eropa dan Amerika Serikat sendiri.

Sementara itu, Donald Trump juga mengkritik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, atas cara kepemimpinannya dalam menghadapi perang dengan Rusia.

“Saya menyayangi Ukraina, tetapi Zelenskyy telah melakukan pekerjaan yang buruk. Negaranya hancur, dan jutaan orang meninggal sia-sia. Anda tidak bisa mengakhiri perang tanpa berbicara dengan kedua belah pihak. Selama tiga tahun ini, mereka bahkan tidak mencoba untuk berbicara,” ujar Trump.

Trump juga menekankan pentingnya segera mencapai gencatan senjata demi mengembalikan stabilitas di Eropa dan Timur Tengah. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sebuah pertemuan puncak investasi asing yang digelar di Miami.

Kekuatan Baterai LFP Meningkat, Menggulingkan Nikel di Pasar Dunia

Baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) semakin meraih perhatian besar di pasar global, khususnya untuk kendaraan listrik (EV). Teknologi ini dipandang memiliki prospek cerah, dengan permintaan yang terus meningkat, bahkan hampir menyaingi baterai berbasis nikel, yang selama ini menjadi favorit banyak negara besar. Jessica Hanafi, pendiri dan Kepala PT Life Cycle Indonesia, menekankan bahwa baterai LFP kini sedang berkembang pesat di seluruh dunia, bahkan hampir menggeser dominasi baterai berbasis nikel, terutama di China.

“Meski baterai berbasis nikel masih banyak digunakan di Eropa dan Amerika, tren global kini lebih condong ke LFP,” kata Jessica dalam sebuah diskusi kebijakan yang diadakan oleh Low Carbon Development Indonesia dan disiarkan secara daring pada Kamis (20/2/2025). Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), meskipun permintaan baterai berbasis nikel masih memimpin, peningkatan permintaan untuk baterai LFP sangat signifikan sejak 2021 hingga 2023.

Salah satu alasan utama yang mendorong lonjakan permintaan LFP adalah harga baterai ini yang lebih terjangkau dibandingkan teknologi lainnya. Dengan harga yang lebih murah, LFP menjadi pilihan lebih banyak produsen kendaraan listrik. Di sisi lain, Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia memiliki peran penting dalam penyediaan bahan baku untuk baterai berbasis nikel, namun perkembangan baterai LFP menuntut adanya perhatian lebih terhadap perubahan pasar.

Jessica menambahkan bahwa peningkatan permintaan LFP perlu menjadi perhatian serius bagi pembuat kebijakan Indonesia. Menurutnya, Indonesia harus mengantisipasi potensi ancaman terhadap pasar baterai berbasis nikel seiring dengan pergeseran tren menuju teknologi LFP. “Ini adalah momen penting untuk merencanakan strategi, kita perlu bergerak cepat ke arah ini,” ujarnya.

Selain itu, untuk menjaga daya saing, industri baterai berbasis nikel di Indonesia perlu fokus pada pengurangan biaya produksi, serta mengeksplorasi penerapan teknologi LFP sebagai alternatif. Jessica juga menekankan perlunya diversifikasi produksi baterai untuk mengurangi risiko pasar yang semakin tidak pasti. Sebagai respons terhadap hal ini, para pemangku kebijakan di Indonesia perlu mulai berinvestasi dalam teknologi LFP untuk menjaga kestabilan industri baterai dan mempersiapkan pasar domestik.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, juga mengungkapkan pentingnya pemerintah untuk mempertimbangkan skenario alternatif. “Selain mengembangkan industri nikel untuk baterai, kita juga harus berpikir tentang investasi dalam teknologi LFP. LFP bisa menjadi pilihan kedua yang sangat potensial,” ujar Faisal.

Perubahan tren dalam industri baterai kendaraan listrik ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu berpikir lebih jauh ke depan untuk memastikan posisi strategisnya di pasar global. Jika pemerintah dan pelaku industri dapat segera merespons, Indonesia memiliki peluang besar untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru, menjaga daya saing, dan terus berperan dalam transisi global menuju kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

Paus Fransiskus Selesaikan Urusan Penting di Vatikan Sebelum Sakit

Kesehatan Paus Fransiskus kini menjadi perhatian besar setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli di Roma pada Jumat, 14 Februari 2025, akibat kondisi pneumonia parah yang telah berkembang menjadi infeksi polimikroba. Laporan resmi dari The Holy See yang dikutip oleh Politico pada Senin, 17 Februari 2025, mengungkapkan bahwa masalah kesehatan Paus semakin serius, hingga memaksanya untuk membatalkan sejumlah kegiatan rutin, termasuk doa Angelus yang biasa ia pimpin setiap pagi. Dua sumber yang dekat dengan situasi tersebut menyatakan bahwa Paus Fransiskus telah merasakan rasa sakit yang sangat berat dalam beberapa waktu terakhir akibat kondisi medis ini.

Sebagai tindakan medis, tim dokter yang menangani Paus di Rumah Sakit Gemelli telah merekomendasikan agar ia menghindari aktivitas publik untuk mendukung proses pemulihan. Sebelum kondisi kesehatannya memburuk, Paus Fransiskus terlihat mempercepat beberapa keputusan penting di Vatikan, menunjukkan dedikasi dan kewaspadaan dalam mengelola pemerintahan Gereja.

Salah satu langkah yang diambil oleh Paus adalah perpanjangan masa jabatan Kardinal Giovanni Battista Re sebagai dekan Dewan Kardinal pada 6 Februari 2025. Keputusan tersebut berperan besar dalam mempersiapkan pertemuan rahasia yang akan menentukan pemilihan paus berikutnya, menegaskan pentingnya persiapan dalam masa-masa penuh ketidakpastian ini. Sebagai tambahan, Paus Fransiskus bahkan sempat bercanda bahwa Kardinal Re akan memperlakukan dirinya dengan lebih baik daripada kandidat lainnya, yang menyiratkan hubungan baik antara keduanya.

Di tengah kondisi kesehatan yang semakin menantang, Paus juga mengambil langkah-langkah reformasi di Vatikan dengan menunjuk Suster Raffaella Petrini sebagai gubernur wanita pertama di Vatican City. Penunjukan ini, yang akan dimulai pada 1 Maret 2025, direncanakan lebih cepat dari perkiraan semula, dan menariknya, pengumuman ini terjadi menjelang masa pensiun Kardinal Fernando Vergez Alzaga, yang akan berusia 80 tahun pada hari yang sama. Menandai akhir dari masa jabatan gubernur saat ini, penunjukan Petrini semakin menegaskan arah reformasi yang ingin diterapkan oleh Paus.

Langkah-langkah strategis ini menunjukkan bagaimana Paus Fransiskus, meskipun dalam keadaan yang tidak memungkinkan, terus berusaha memastikan kelancaran proses administratif di Vatikan, sekaligus meninggalkan warisan penting dalam bentuk reformasi dan pembaruan kepemimpinan. Dengan segala tantangan yang dihadapi, keputusan-keputusan ini tetap menunjukkan komitmen Paus untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan gereja, bahkan dalam masa-masa sulit.

Chernobyl Diserang? Rusia Sangkal & Tuding Ukraina Bermain Kotor

Pemerintah Rusia membantah tuduhan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang menyebut serangan drone Moskow telah menyebabkan kerusakan pada struktur pelindung di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Rusia menilai pernyataan tersebut sebagai provokasi yang disengaja dari Kyiv.

“Insiden di confinement shelter PLTN Chernobyl jelas merupakan kelanjutan dari tindakan sembrono dan kriminal yang dilakukan oleh rezim Kyiv, yang sepenuhnya menyadari konsekuensi dari tindakannya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan resmi yang dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Klaim Ukraina dan Rekaman CCTV

Pekan lalu, Zelensky menuding bahwa sebuah drone tempur Rusia dengan hulu ledak berkekuatan tinggi telah menghantam struktur pelindung beton dan baja di reaktor nomor 4 PLTN Chernobyl. Struktur tersebut dirancang untuk membatasi paparan radiasi dari bencana nuklir yang terjadi pada 1986.

“Kami telah berulang kali memperingatkan tentang kemungkinan provokasi dari Kyiv, dan sayangnya, kekhawatiran kami kembali terbukti,” tegas Zakharova.

Ia juga menambahkan bahwa serangkaian insiden seperti ini semakin menunjukkan bahwa teknologi nuklir yang berada dalam kendali pemerintahan Zelensky dapat menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Zelensky sebelumnya mengunggah rekaman CCTV yang memperlihatkan ledakan terjadi di bagian samping struktur pelindung reaktor Chernobyl. Video yang tercatat pada Jumat (14/2) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat, juga menunjukkan kobaran api kecil serta kerusakan berupa lubang di bagian atap. Dalam rekaman tersebut, terlihat pula petugas pemadam kebakaran yang berusaha mengendalikan api di lokasi kejadian.

Respon IAEA dan Situasi di PLTN Chernobyl

Meskipun mengalami kerusakan, Zelensky menegaskan bahwa tingkat radiasi di sekitar PLTN Chernobyl tetap stabil dan tidak mengalami peningkatan akibat serangan tersebut.

Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengonfirmasi adanya ledakan di sekitar lokasi, tetapi memastikan bahwa level radiasi di dalam maupun di luar area PLTN tetap berada dalam batas normal.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, IAEA telah menempatkan tim pemantau di Chernobyl untuk mengawasi kondisi keamanan fasilitas nuklir tersebut. Lembaga ini berkali-kali mengingatkan bahwa pertempuran di sekitar PLTN bisa memicu risiko besar, tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi kawasan sekitarnya.

Hingga kini, ketegangan antara Rusia dan Ukraina terkait keamanan fasilitas nuklir masih menjadi perhatian dunia internasional. Moskow dan Kyiv terus saling tuduh terkait insiden terbaru ini, sementara IAEA berupaya memastikan bahwa keselamatan nuklir tetap menjadi prioritas utama di tengah konflik yang belum mereda.

Thailand & 5 Negara Lain Berkolaborasi dalam Proyek ‘6 Negara, 1 Tujuan’

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengajukan inisiatif “Enam Negara, Satu Tujuan” yang bertujuan memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat wisata global. Program ini bertujuan untuk mempermudah akses bagi wisatawan internasional serta mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di enam negara yang tergabung dalam kerja sama tersebut.

Menurut laporan The Star, Minggu (16/2/2025), Paetongtarn menyatakan bahwa inisiatif ini akan difokuskan pada peningkatan konektivitas antarnegara, kemudahan lintas batas, serta kampanye promosi wisata yang lebih terkoordinasi. Enam negara yang terlibat dalam rencana ini adalah Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Tak hanya itu, Thailand juga berencana mengundang Singapura untuk bergabung dalam kerja sama ini.

Meningkatkan Daya Tarik Wisata ASEAN

Paetongtarn menegaskan bahwa inisiatif ini memiliki potensi besar dalam menarik lebih banyak wisatawan dari luar kawasan ASEAN. Dengan skema ini, wisatawan akan lebih mudah menjelajahi beberapa negara dalam satu perjalanan, sehingga meningkatkan jumlah kunjungan serta memperpanjang durasi tinggal mereka di kawasan tersebut.

“Saya yakin ada peluang besar untuk memperkuat kerja sama di bidang pariwisata, yang merupakan sektor utama dalam membangun konektivitas ekonomi dan budaya di kawasan kita. Dengan skema ‘Enam Negara, Satu Tujuan’, kita dapat menjadikan ASEAN sebagai destinasi wisata tunggal yang mudah diakses,” ujarnya.

Paetongtarn optimistis program ini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan serta mendorong persinggahan yang lebih lama di enam negara peserta. Dengan begitu, setiap negara dapat menikmati manfaat ekonomi dari sektor pariwisata yang lebih terintegrasi.

Kolaborasi Infrastruktur dan Kebijakan Bebas Visa

Sebagai negara dengan posisi strategis di kawasan, Thailand dan Malaysia diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam implementasi inisiatif ini. Paetongtarn menekankan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada pengembangan infrastruktur lintas batas yang lebih baik, seperti jaringan jalan, kereta api, dan konektivitas udara.

“Kami akan mengembangkan infrastruktur perjalanan lintas batas yang lebih baik, mulai dari perbaikan jalan raya, penghubungan jalur kereta api, hingga kebijakan bebas visa untuk perjalanan multinegara,” jelasnya.

Selain itu, Thailand juga tengah menjalin diskusi dengan negara-negara peserta lainnya, termasuk Malaysia, Kamboja, dan Vietnam, untuk merancang strategi implementasi yang efektif.

“Saat ini, tim perwakilan Thailand sedang berdiskusi dengan mitra kami di Malaysia, Kamboja, dan Vietnam untuk memajukan rencana ini,” tambahnya.

Sebagai putri dari mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, Paetongtarn ingin memastikan bahwa kebijakan ini dapat segera diwujudkan demi meningkatkan daya saing sektor pariwisata ASEAN di kancah global.

Dengan adanya program “Enam Negara, Satu Tujuan”, ASEAN diharapkan dapat menjadi destinasi yang lebih menarik, mudah diakses, dan menawarkan pengalaman wisata yang lebih menyeluruh bagi wisatawan internasional.