Ledakan Mematikan di Bukavu: Ketegangan Memuncak di Republik Demokratik Kongo

Situasi di Bukavu, Republik Demokratik Kongo timur, semakin mencekam setelah serangkaian ledakan mengguncang kota tersebut pada Kamis (27/2). Insiden tragis ini menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 65 lainnya. Kejadian itu berlangsung tidak lama setelah aksi demonstrasi politik yang digelar untuk mendukung kelompok bersenjata Gerakan 23 Maret (M23).

Ledakan terjadi di beberapa titik strategis kota, menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat. Menurut saksi mata, suara dentuman keras terdengar berturut-turut, diikuti oleh kepulan asap tebal dan teriakan warga yang berlarian mencari perlindungan. Otoritas setempat segera merespons dengan mengamankan lokasi dan mengevakuasi para korban ke fasilitas medis terdekat. Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dugaan sementara mengarah pada ketegangan yang meningkat antara kelompok bersenjata dan pemerintah.

Para pejabat setempat mengecam insiden ini dan menyerukan penyelidikan mendalam guna mengungkap pelaku di balik serangan tersebut. Di sisi lain, masyarakat masih dihantui ketakutan akan kemungkinan serangan susulan, mengingat eskalasi konflik yang semakin memanas di wilayah tersebut.

Peristiwa ini menjadi pengingat betapa rapuhnya situasi keamanan di Kongo timur, di mana konflik berkepanjangan terus mempengaruhi kehidupan warga sipil. Ketidakstabilan politik serta kehadiran kelompok bersenjata menjadikan kawasan ini sebagai salah satu wilayah dengan risiko konflik tertinggi di Afrika. Masyarakat internasional pun diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap situasi di Kongo demi mencegah tragedi serupa terjadi di masa mendatang.