Trend Micro, perusahaan keamanan siber terkemuka asal Jepang, baru-baru ini melaporkan adanya serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang menargetkan 46 perusahaan dan organisasi di Jepang. Serangan ini terjadi antara 27 Desember hingga 9 Januari, dengan dampak yang cukup besar terhadap beberapa perusahaan besar di negara tersebut, termasuk Japan Airlines, MUFG Bank, dan NTT Docomo. Laporan tersebut dipublikasikan oleh media setempat pada Minggu (12/1), yang mengungkapkan bahwa serangan ini dilakukan menggunakan botnet, sebuah jaringan komputer yang dikendalikan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Serangan DDoS dilakukan dengan cara mengirimkan sejumlah besar data ke situs web atau server yang menjadi sasaran. Tujuan dari serangan ini adalah untuk mengganggu atau bahkan membuat sistem tersebut tidak dapat diakses, menyebabkan gangguan signifikan pada operasi perusahaan yang diserang. Meskipun serangan ini tidak menyebabkan kerusakan fisik, tetapi gangguan yang ditimbulkan cukup mengganggu kelancaran layanan dan akses situs web bagi pengguna.
Selain perusahaan besar, serangan ini juga melibatkan banyak organisasi lain yang terdampak, dengan beberapa mengalami kesulitan untuk mengakses layanan mereka akibat kelebihan beban pada sistem mereka. Trend Micro mencatat bahwa sulit untuk menentukan tujuan spesifik dari serangan ini, namun ada dugaan kuat bahwa serangan ini bisa menjadi langkah awal dari persiapan serangan lebih besar yang lebih terorganisir. Katsuyuki Okamoto, seorang ahli dari Trend Micro, mengungkapkan bahwa serangan-serangan tersebut mungkin dilakukan untuk tujuan pengawasan atau bahkan untuk memetakan kelemahan-kelemahan yang ada pada infrastruktur siber perusahaan-perusahaan tersebut.
Kehadiran serangan siber semacam ini semakin menyoroti pentingnya langkah-langkah mitigasi dan perlindungan terhadap infrastruktur siber di tingkat global. Ke depan, diharapkan para penyedia layanan dan perusahaan dapat meningkatkan kesiapsiagaan mereka terhadap ancaman serupa yang mungkin terjadi.