Transisi Energi Global 2025: Tren Kendaraan Listrik, Energi Surya, Dan Kebangkitan Nuklir

Pada tanggal 4 Januari 2025, dunia memasuki fase baru dalam transisi energi yang ditandai dengan peningkatan signifikan dalam penggunaan kendaraan listrik (EV), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan kebangkitan energi nuklir. Tren ini mencerminkan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menghadapi tantangan perubahan iklim.

Penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan meningkat drastis pada tahun 2025, dengan proyeksi mencapai 15,1 juta unit secara global. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya. China diprediksi tetap menjadi pemimpin pasar, dengan pangsa pasar EV yang mencapai hampir 30%. Lonjakan penjualan ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung elektrifikasi transportasi dan peningkatan infrastruktur pengisian daya.

Sementara itu, sektor energi terbarukan lainnya, khususnya PLTS, juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Meskipun ada penurunan dalam laju pemasangan baru yang diperkirakan hanya meningkat sebesar 11% pada tahun ini, PLTS tetap menjadi sumber energi terbarukan terbesar yang ditambahkan. Investasi dalam teknologi solar terus meningkat, dengan banyak negara berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan mereka.

Di tengah upaya transisi energi hijau, energi nuklir kembali menjadi sorotan sebagai alternatif yang dapat diandalkan. Beberapa negara mulai mempertimbangkan kembali penggunaan pembangkit listrik nuklir untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat. Dengan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keandalan pasokan energi, nuklir dianggap sebagai solusi yang dapat membantu mencapai tujuan keberlanjutan.

Meskipun tren positif ini menunjukkan kemajuan, transisi energi global masih menghadapi berbagai tantangan. Permintaan listrik yang meningkat akibat perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) memaksa beberapa negara untuk mempertimbangkan kembali ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil. Hal ini menciptakan dilema bagi pemerintah dalam menyeimbangkan kebutuhan energi dengan komitmen lingkungan mereka.

Dengan tren kendaraan listrik, pembangkit listrik tenaga surya, dan kebangkitan energi nuklir, tahun 2025 diharapkan menjadi tahun penting dalam transisi energi global. Semua pihak kini diajak untuk berkolaborasi dalam menciptakan sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Keberhasilan transisi ini akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan dukungan masyarakat dalam mengadopsi teknologi baru serta praktik ramah lingkungan.