Pemerintah Dorong Pengembangan Semikonduktor Dan AI Sebagai Kunci Teknologi Masa Depan

Pemerintah Indonesia mengintensifkan upaya pengembangan semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari strategi untuk memajukan teknologi masa depan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Dalam seminar tersebut, Menteri Satryo menekankan pentingnya semikonduktor dan AI sebagai fondasi utama untuk transformasi teknologi di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki, kedua sektor ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat teknologi sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing nasional di tingkat global.

Menteri Satryo juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk mendukung industri semikonduktor, seperti pasir kuarsa dan bauksit. Namun, tantangan yang ada termasuk keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur yang belum memadai. Ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan guna menciptakan tenaga kerja yang terampil di bidang teknologi.

Pengembangan AI juga menjadi fokus utama pemerintah. Dalam rencananya, pemerintah berkomitmen untuk membangun ekosistem yang mendukung riset dan pengembangan teknologi AI. Ini termasuk kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah untuk menciptakan solusi berbasis AI yang dapat diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga pertanian. Ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif sangat penting dalam mengembangkan teknologi canggih.

Dengan dorongan ini, diharapkan kontribusi ekonomi digital terhadap PDB Indonesia dapat meningkat secara signifikan. Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, menyatakan bahwa target kontribusi ekonomi digital diperkirakan mencapai 13% pada tahun 2030. Ini menunjukkan optimisme pemerintah akan potensi sektor digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan langkah-langkah strategis ini, semua pihak berharap agar pengembangan semikonduktor dan AI dapat membawa Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah dan menuju status negara maju. Diharapkan bahwa investasi dalam teknologi akan menghasilkan inovasi yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan dalam implementasi rencana ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan industri teknologi di Indonesia.

Ikuti Trend Dunia Pemerintah Brasil Resmi Batasi Penggunaan Smartphone Di Sekolah Untuk Cegah Dampak Negatif

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menandatangani undang-undang yang membatasi penggunaan smartphone di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Kebijakan ini akan mulai diterapkan pada bulan Februari mendatang dan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan ponsel pintar di kalangan siswa. Ini menunjukkan langkah Brasil untuk mengikuti tren global dalam membatasi penggunaan perangkat digital di lingkungan pendidikan.

Undang-undang baru ini menetapkan bahwa siswa hanya diperbolehkan menggunakan smartphone dalam situasi darurat, untuk tujuan pendidikan, atau bagi mereka yang memiliki disabilitas yang memerlukan akses ke perangkat tersebut. Menteri Pendidikan Camilo Santana menjelaskan bahwa pembatasan ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam memantau aktivitas online anak-anak mereka, yang sering kali dimulai pada usia yang sangat muda. Ini mencerminkan keprihatinan pemerintah terhadap kesehatan mental dan keselamatan siswa.

Langkah ini mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, dengan survei oleh Datafolha menunjukkan bahwa hampir dua pertiga responden setuju dengan larangan penggunaan smartphone di sekolah. Lebih dari 75% responden berpendapat bahwa perangkat ini memberikan lebih banyak dampak negatif dibandingkan manfaat bagi anak-anak mereka. Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran yang semakin meningkat di kalangan orang tua mengenai risiko yang terkait dengan penggunaan ponsel pintar oleh anak-anak.

Pembatasan penggunaan smartphone di sekolah bukanlah hal baru; negara-negara lain seperti Prancis dan China juga telah menerapkan kebijakan serupa. Di Prancis, larangan berlaku bagi anak-anak berusia enam hingga 15 tahun, sementara di China, pembatasan telah diterapkan untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk teknologi. Ini mencerminkan tren global yang semakin mengedepankan kesejahteraan anak dalam menghadapi kemajuan teknologi.

Meskipun undang-undang ini telah disahkan, tantangan dalam penegakan kebijakan tetap ada. Beberapa sekolah di Brasil telah menerapkan berbagai bentuk pembatasan penggunaan ponsel, tetapi penegakan aturan tersebut sering kali sulit dilakukan. Di Sao Paulo, pihak berwenang sedang mempertimbangkan larangan penggunaan ponsel pintar di sekolah-sekolah publik dan swasta. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada dukungan untuk kebijakan tersebut, implementasinya memerlukan strategi yang efektif.

Dengan pengesahan undang-undang pembatasan penggunaan smartphone di sekolah, Brasil menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa. Semua pihak kini diajak untuk menyaksikan bagaimana kebijakan ini akan berdampak pada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di negara tersebut. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk mendukung langkah-langkah yang bertujuan melindungi generasi muda dari dampak negatif teknologi.