Pada Sabtu, 26 April 2025, sebuah ledakan besar mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee yang terletak di Bandar Abbas, Iran bagian selatan. Menurut laporan dari The New York Times, insiden tersebut kemungkinan disebabkan oleh bahan bakar untuk rudal padat, lebih tepatnya natrium perklorat, yang digunakan dalam pembuatan bahan bakar rudal. Sumber yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengonfirmasi bahwa bahan tersebut meledak setelah disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai prosedur.
Setelah kejadian tersebut, kantor berita IRNA melaporkan bahwa ledakan dipicu oleh bahan kimia yang disimpan dalam keadaan yang sangat berisiko. Ledakan ini mengakibatkan 14 orang tewas dan sekitar 750 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan sebagian besar korban berada dalam kondisi kritis. Kerusakan yang ditimbulkan juga sangat besar, mempengaruhi fasilitas pelabuhan serta infrastruktur yang ada di sekitar lokasi. Selain itu, ledakan ini juga memicu kebakaran yang meluas, semakin memperburuk situasi.
Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengetahui penyebab pasti dari insiden tersebut dan untuk memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dapat diterapkan untuk menghindari terulangnya kejadian serupa. Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya pengelolaan bahan kimia berbahaya dengan lebih hati-hati di fasilitas-fasilitas strategis seperti pelabuhan, yang memiliki peran vital dalam sektor logistik dan perdagangan internasional. Selain itu, insiden ini juga semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada di wilayah tersebut, yang sering menjadi sorotan internasional, terutama dalam konteks kebijakan militer dan keamanan regional.