Pada tanggal 29 Desember 2024, berita mengejutkan datang dari Italia mengenai sepasang penjelajah penganut teori bumi datar yang berusaha mencari “ujung dunia”. Mereka berangkat dengan harapan untuk membuktikan keyakinan mereka, tetapi malah tersesat di laut dan terdampar di pulau Ustica, yang masih berada dalam wilayah Italia. Kejadian ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh penganut teori bumi datar dalam upaya mereka untuk membuktikan keyakinan yang dianggap kontroversial.
Pasangan tersebut, yang berasal dari Kota Venezia, memutuskan untuk menjelajahi laut menuju Lampedusa, sebuah pulau di perairan Mediterania. Mereka percaya bahwa Lampedusa adalah lokasi “ujung dunia”. Untuk memulai petualangan ini, mereka menjual mobil mereka dan membeli perahu kecil di pelabuhan Termini Imerese. Keputusan untuk menjelajahi laut ini mencerminkan semangat eksplorasi yang tinggi meskipun berdasarkan keyakinan yang tidak konvensional.
Setelah berlayar selama beberapa hari, pasangan ini tidak mencapai tujuan mereka di Lampedusa. Sebaliknya, mereka terdampar di Ustica, pulau kecil yang terletak jauh dari tujuan awal. Kejadian ini menunjukkan betapa sulitnya navigasi di laut dan tantangan yang dihadapi oleh para penjelajah, terutama ketika mereka tidak memiliki pengalaman atau peralatan yang memadai. Keterbatasan logistik juga menjadi faktor penyebab kesulitan mereka.
Aparat setempat menemukan pasangan ini dalam keadaan sehat meskipun mereka hampir kehabisan persediaan selama terdampar. Salvatore Zichichi, seorang dokter yang terlibat dalam evakuasi, menyatakan bahwa pasangan tersebut menggunakan kompas selama perjalanan mereka. Ironisnya, penggunaan kompas bertentangan dengan teori bumi datar, yang seharusnya tidak mengakui keberadaan instrumen tersebut berdasarkan keyakinan mereka.
Setelah ditemukan, pasangan tersebut harus menjalani karantina sesuai protokol kesehatan akibat pandemi COVID-19. Meskipun sempat melarikan diri dari tempat karantina, mereka akhirnya ditemukan kembali oleh aparat dan dipaksa untuk melanjutkan masa karantina. Ini menunjukkan bahwa meskipun niat awal mereka adalah untuk membuktikan teori bumi datar, kenyataan di lapangan membawa mereka pada situasi yang tidak terduga.
Kejadian ini merupakan contoh lain dari kegagalan upaya penganut teori bumi datar untuk membuktikan keyakinan mereka. Dengan banyaknya tantangan dan risiko yang dihadapi dalam perjalanan ini, pasangan tersebut kembali ke daratan tanpa mencapai tujuan mereka. Semua mata kini tertuju pada bagaimana komunitas penganut bumi datar akan merespons kegagalan ini dan apakah mereka akan terus melanjutkan upaya serupa di masa depan.