Prediksi Ekonomi Global 2025: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Geopolitik dan Ekonomi

https://fitysubway.com

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memperkirakan bahwa pada tahun 2025, perekonomian global akan mengalami pertumbuhan yang stabil meskipun ada beberapa hambatan. Faktor utama yang memengaruhi stabilitas ini adalah ketidakpastian terkait kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah.

Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), menjelaskan bahwa meskipun dunia masih dihadapkan pada ancaman turbulensi ekonomi dan ketidakpastian politik, perekonomian nasional, termasuk sektor ekonomi syariah, memiliki potensi yang kuat untuk melanjutkan pertumbuhannya.

Salah satu isu utama yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia adalah kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh AS terhadap beberapa negara yang memiliki surplus perdagangan tinggi dengan AS, seperti China. Hal ini berpotensi memperburuk fragmentasi perdagangan global. Banjaran menambahkan, China, sebagai negara yang mungkin terkena dampak tarif tersebut, berpotensi memindahkan ekspornya ke negara lain yang belum dikenakan tarif lebih tinggi, seperti Vietnam.

Di sisi inflasi, setelah mencapai puncaknya pada 2022, tren inflasi global menunjukkan penurunan bertahap hingga tahun 2024. Pada tahun 2025, inflasi diperkirakan akan terus menurun menjadi 3,94 persen secara tahunan. Meskipun demikian, penurunan tersebut mungkin tertahan karena dampak dari kenaikan tarif impor AS terhadap beberapa komoditas dan negara.

Banjaran juga menyoroti bahwa Indonesia termasuk dalam daftar 15 negara dengan surplus perdagangan tertinggi dengan AS. Namun, ia menilai bahwa potensi pengenaan tarif tinggi terhadap Indonesia pada 2025 relatif kecil.

Selain itu, fluktuasi nilai tukar beberapa mata uang terhadap dolar AS diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025. Ketidakpastian ini muncul seiring dengan kebijakan The Fed yang lebih hawkish, yang berpotensi menarik minat investor untuk membeli dolar AS. Pergerakan nilai tukar yang volatil akan mempengaruhi yield obligasi negara berkembang, yang diperkirakan tetap tinggi akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *