Red Hat Bahas Masa Depan Teknologi AI untuk Bisnis Asia Pasifik

Pada 24 Desember 2024, Red Hat, penyedia solusi perangkat lunak open-source terkemuka, menggelar sebuah diskusi mengenai masa depan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk bisnis di kawasan Asia Pasifik. Dalam acara tersebut, Red Hat membahas bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan oleh perusahaan di kawasan ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi. Para pemimpin industri, analis, dan ahli teknologi hadir untuk membahas dampak AI terhadap perkembangan ekonomi digital yang pesat di Asia Pasifik.

Asia Pasifik dipandang sebagai pasar dengan potensi besar untuk adopsi teknologi AI, mengingat pertumbuhan ekonomi yang pesat dan digitalisasi yang semakin meluas. Menurut Red Hat, teknologi AI dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi bisnis di kawasan ini, mulai dari otomasi proses bisnis hingga analitik data yang lebih canggih. Red Hat menyoroti bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas, mempercepat pengambilan keputusan, serta menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal. Adopsi AI yang tepat dapat menjadi pendorong utama bagi perusahaan untuk bersaing di pasar global.

Namun, meskipun memiliki potensi besar, implementasi AI di Asia Pasifik tidak tanpa tantangan. Beberapa perusahaan di kawasan ini masih menghadapi hambatan dalam hal keterbatasan sumber daya manusia yang terampil, infrastruktur teknologi yang belum memadai, serta masalah privasi dan keamanan data. Red Hat menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang mendukung penerapan AI secara luas. Program pelatihan, pengembangan infrastruktur, dan kebijakan yang jelas tentang regulasi data menjadi faktor kunci untuk mengatasi tantangan ini.

Sebagai perusahaan yang memfokuskan diri pada pengembangan perangkat lunak open-source, Red Hat berperan penting dalam menyediakan solusi yang memungkinkan perusahaan di Asia Pasifik mengadopsi teknologi AI dengan lebih mudah. Red Hat menyarankan pentingnya penggunaan platform terbuka untuk mengembangkan dan mengimplementasikan solusi AI yang fleksibel, efisien, dan terjangkau. Dengan membuka akses kepada berbagai sumber daya, Red Hat berharap dapat mendukung transformasi digital di kawasan Asia Pasifik, menjadikan AI lebih terjangkau dan dapat diakses oleh berbagai jenis perusahaan.

Dalam diskusi yang diadakan oleh Red Hat, terungkap bahwa AI memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi digital dan pertumbuhan bisnis di Asia Pasifik. Meskipun ada tantangan, adopsi teknologi AI yang tepat dapat membawa keuntungan jangka panjang bagi perusahaan di kawasan ini. Red Hat, dengan pengalaman dan teknologi open-source-nya, berkomitmen untuk mendukung bisnis dalam menghadapi perubahan digital ini, membantu mereka meraih keberhasilan di dunia yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan.

Menyambut Era Reshoring: Tantangan dan Peluang bagi Industri Manufaktur Indonesia

Perubahan besar dalam dunia manufaktur global, terutama pergeseran dari offshoring ke reshoring, memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia. Perubahan ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, krisis rantai pasok global, dan kebijakan proteksionisme yang semakin berkembang. Sebelum resesi global 2008, offshoring—proses pemindahan operasi produksi ke negara dengan biaya lebih rendah—merupakan strategi utama bagi banyak perusahaan multinasional. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi tujuan utama perusahaan-perusahaan ini, terutama dalam sektor tekstil, elektronik, dan alas kaki. Pada awal 2000-an, sektor manufaktur Indonesia mengalami perkembangan pesat, dengan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 26 persen pada tahun 2001. Namun, angka ini menurun menjadi 19 persen pada 2022 seiring perubahan struktur ekonomi. Seiring berjalannya waktu, biaya tenaga kerja di Indonesia meningkat, dengan kenaikan rata-rata 6 persen per tahun antara 2015 dan 2020, yang menyebabkan persaingan semakin ketat dengan negara-negara seperti Vietnam dan Bangladesh.

Dalam menghadapi perubahan ini, beberapa negara maju mulai merasakan dampak negatif dari offshoring, seperti hilangnya pekerjaan domestik dan meningkatnya ketimpangan pendapatan, yang kemudian mendorong pergeseran kembali ke reshoring, yaitu pemindahan produksi kembali ke negara asal. Reshoring semakin didorong oleh kemajuan teknologi, seperti otomatisasi dan robotika, yang mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja murah. Hal ini juga membawa perubahan besar dalam pola perdagangan global, di mana negara-negara maju mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap rantai pasok dari negara-negara berkembang, seperti China. Amerika Serikat, misalnya, memperkenalkan kebijakan tarif yang lebih agresif terhadap barang-barang impor dari China, yang berimbas pada negara-negara seperti Indonesia. Selain itu, dampak proteksionisme dan perubahan kebijakan tarif juga memengaruhi perdagangan global, memaksa negara-negara berkembang untuk menyesuaikan strategi ekspornya agar dapat menghindari tarif tinggi yang dikenakan oleh negara besar.

Bagi Indonesia, reshoring menawarkan peluang sekaligus tantangan. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya produktivitas tenaga kerja, yang pada 2023 tercatat sekitar USD5.000 per pekerja, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam dan Thailand. Untuk meningkatkan daya saing, Indonesia perlu fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kerja dan produktivitasnya. Selain itu, Indonesia juga tertinggal dalam hal kemampuan logistik, yang sangat penting dalam sektor manufaktur. Berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2023, Indonesia berada di peringkat 46, jauh di bawah negara-negara seperti Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan infrastruktur logistik dan transportasi untuk menurunkan biaya logistik yang saat ini masih tinggi. Selain tantangan tersebut, perubahan ini juga membawa dampak sosial-ekonomi, seperti penurunan kesejahteraan sebagian pekerja, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada tenaga kerja padat, seperti tekstil dan alas kaki. Pada 2023, ekspor Indonesia di sektor ini mengalami penurunan sebesar 8 persen, yang berdampak pada penurunan upah pekerja hingga 5 persen. Selain itu, kebijakan proteksionisme meningkatkan harga barang impor, yang menurunkan daya beli masyarakat, terutama kalangan berpendapatan rendah.

Namun, ada peluang diversifikasi ekspor yang dapat dimanfaatkan Indonesia, terutama dengan fokus pada pasar baru di negara-negara berkembang. Misalnya, ekspor produk makanan olahan Indonesia ke India meningkat 6 persen pada 2023, yang menunjukkan potensi pasar baru yang dapat dimanfaatkan. Untuk menghadapinya, Indonesia perlu mengimplementasikan kebijakan yang memanfaatkan peluang dalam reshoring dan transformasi global. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk diversifikasi ekspor dengan fokus pada produk bernilai tambah tinggi seperti elektronik dan otomotif, serta menjajaki pasar baru di Afrika dan Timur Tengah. Selain itu, Indonesia harus mengutamakan peningkatan infrastruktur logistik, termasuk pelabuhan dan transportasi, untuk mendukung efisiensi dalam rantai pasok. Terakhir, pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D) serta memperkuat program pelatihan tenaga kerja berbasis teknologi guna menghadapi era otomatisasi. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan peluang reshoring untuk memperkuat daya saing industri global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Apple Ramalkan Dua Tren Teknologi Terbesar di 2025: Apakah Pengembang Indonesia Siap Menghadapinya?

Tahun 2025 sudah semakin dekat, dan banyak prediksi teknologi yang akan mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Dalam sebuah acara wisuda Apple Developer Academy di Jakarta, Esther, seorang perwakilan Apple, membagikan wawasan tentang dua tren teknologi besar yang diperkirakan akan mendominasi industri pengembangan aplikasi di tahun mendatang.

Kecerdasan Buatan (AI) Sebagai Tren Utama

Menurut Esther, kecerdasan buatan (AI) akan tetap menjadi tren utama pada 2025, khususnya dalam dunia pengembangan aplikasi. “Pengembang harus memahami bagaimana cara mengintegrasikan AI ke dalam aplikasi mereka,” ujar Esther. Apple Developer Academy sendiri telah menempatkan AI sebagai fokus utama dalam kurikulumnya. Para siswa tidak hanya belajar dasar-dasar AI, tetapi juga dilatih untuk menerapkan teknologi ini dalam menciptakan aplikasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai contoh, aplikasi HerLens yang memanfaatkan AI untuk pemeriksaan kanker serviks menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberikan solusi medis yang lebih akurat. Menurut Esther, pengetahuan tentang AI ini diharapkan dapat membantu para pengembang menghadapi tantangan baru dalam menciptakan aplikasi yang dapat menyelesaikan masalah di masyarakat.

Namun, meskipun AI akan menjadi bagian penting, Esther juga menekankan bahwa peran manusia tetap tak tergantikan. “Penting bagi para pengembang untuk memahami cara melatih model AI secara etis dan bertanggung jawab,” tambahnya.

Potensi VisionOS di Masa Depan

Selain AI, Esther juga menyoroti potensi besar dari VisionOS, sistem operasi terbaru Apple yang mengusung teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Meskipun adopsinya masih dalam tahap awal, Esther mencatat bahwa ada antusiasme yang besar terhadap VisionOS di pasar global, terutama di Amerika Serikat.

Bagi pengembang Indonesia, VisionOS membuka peluang besar untuk menciptakan aplikasi berbasis AR dan VR. Sayangnya, saat ini Apple Vision Pro, perangkat yang mendukung VisionOS, belum tersedia di pasar Indonesia. Meski demikian, Esther optimis bahwa pengembang Indonesia akan mampu memanfaatkan peluang ini saat teknologi tersebut mulai diperkenalkan di tanah air.

Apple Developer Academy: Menyiapkan Pengembang Lokal untuk Pasar Global

Apple Developer Academy di Indonesia telah berperan penting dalam mendorong transformasi digital. Akademi ini tidak hanya menghasilkan pengembang aplikasi berbakat, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi yang berdampak pada perekonomian Indonesia.

Contohnya adalah aplikasi Petanetra, yang awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi kini mendapatkan pengakuan internasional. “Petanetra adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat mengatasi masalah lokal dan sekaligus membuka peluang di pasar global,” ujar Esther.

Selain itu, aplikasi yang diciptakan oleh para lulusan akademi juga menunjukkan potensi luar biasa. Misalnya, aplikasi untuk membantu sopir jarak jauh menentukan waktu salat, yang menunjukkan bagaimana teknologi dapat menghormati nilai-nilai lokal sembari menjangkau audiens global.

Dukungan untuk Ekonomi Indonesia Melalui Inovasi Digital

Apple Developer Academy juga berkolaborasi dengan berbagai sektor industri untuk mendukung digitalisasi bisnis. Misalnya, seorang siswa berhasil mengembangkan aplikasi manajemen inventori untuk usaha furnitur keluarga, menggantikan sistem manual menjadi lebih efisien secara digital.

“Dengan mendukung transformasi bisnis lokal, Apple Developer Academy turut memperkuat ekonomi Indonesia dan membuka peluang bagi pengusaha kecil untuk berkembang di pasar global,” jelas Esther.

Menghadapi Tantangan Masa Depan

Dengan kurikulum yang menekankan penguasaan AI dan VisionOS, lulusan Apple Developer Academy Indonesia siap menghadapi tantangan digital di masa depan. Teknologi yang dikembangkan di dalam akademi ini akan berperan besar dalam mendorong inovasi yang berbasis pada kebutuhan lokal dan membawa dampak global.

Melalui aplikasi-aplikasi inovatif yang diluncurkan oleh para lulusan, seperti HerLens dan Petanetra, diharapkan akan tercipta efek berantai positif yang mendukung perekonomian digital Indonesia, serta memberi dampak positif bagi masyarakat.

Semakin Jadi Tren Global, Penjualan Mobil Hybrid Di Eropa Semakin Meningkat

Penjualan mobil hybrid di Eropa meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan kebijakan lingkungan yang semakin ketat di banyak negara Eropa, yang mendorong konsumen untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan dengan emisi lebih rendah. Pemerintah di negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Inggris memberikan insentif fiskal bagi pembelian kendaraan ramah lingkungan, termasuk mobil hybrid, untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan dan mengurangi polusi udara.

Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan penjualan mobil hybrid di Eropa adalah kesadaran konsumen akan pentingnya mengurangi dampak lingkungan. Mobil hybrid menawarkan kombinasi antara mesin bensin dan motor listrik, yang mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon dibandingkan mobil konvensional. Selain itu, semakin banyaknya pilihan model mobil hybrid yang hadir di pasar, mulai dari mobil kecil hingga SUV, membuat kendaraan ini lebih menarik bagi berbagai segmen konsumen.

Kemajuan teknologi dalam pengembangan kendaraan hybrid juga turut berperan dalam meningkatnya penjualan. Inovasi dalam baterai dan sistem penggerak listrik membuat mobil hybrid semakin efisien dan praktis untuk digunakan sehari-hari. Beberapa produsen otomotif ternama bahkan memperkenalkan mobil hybrid dengan performa setara mobil listrik penuh, namun dengan harga yang lebih terjangkau dan jangkauan yang lebih jauh.

Peningkatan penjualan mobil hybrid di Eropa memberikan dampak positif bagi industri otomotif di kawasan tersebut. Perusahaan-perusahaan mobil besar semakin berfokus pada pengembangan dan produksi kendaraan ramah lingkungan, dengan memperkenalkan model-model hybrid terbaru. Selain itu, semakin populernya kendaraan hybrid juga membuka peluang baru bagi sektor-sektor terkait, seperti pengembangan infrastruktur pengisian baterai dan teknologi kendaraan listrik.

Dengan penjualan mobil hybrid yang terus meroket, Eropa semakin memantapkan posisinya sebagai pelopor dalam transisi kendaraan ramah lingkungan. Tren ini diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan dukungan kebijakan yang lebih kuat untuk kendaraan berbasis energi terbarukan. Ke depannya, kendaraan hybrid akan semakin mendominasi pasar otomotif global, memberikan solusi bagi masyarakat yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan tanpa mengorbankan kenyamanan dan performa.

Tren Baru Industri Fashion 2025: Fokus ke Pasar Asia, Merek Lokal, dan Gaya Hidup Sehat!

Industri fashion global menghadapi tantangan berat menjelang 2025, dengan daya beli yang melemah di banyak pasar utama. Sebagian besar pelaku industri mengungkapkan pesimisme terhadap prospek tahun depan. Laporan BoF dan McKinsey, yang mengungkapkan hasil survei mereka tentang “The State of Fashion 2025”, mencatat bahwa lebih dari 40 persen pelaku industri memprediksi stagnasi penjualan, sementara hampir 40 persen lainnya memperkirakan penurunan.

Namun, meski dalam kondisi sulit, beberapa ceruk pasar, seperti fashion lokal dan olahraga, diprediksi akan menjadi titik terang bagi pertumbuhan industri. Menurut laporan tersebut, pasar fashion akan semakin beralih ke Asia, mengingat stagnasi konsumsi di Amerika Utara dan Eropa. Negara-negara seperti India dan Jepang menjadi sasaran utama, dengan India diprediksi mengalami pertumbuhan pasar menengah sekitar 12 hingga 17 persen pada 2025. Sementara itu, Jepang, yang didorong oleh pelancong dan pelemahan mata uang yen, menawarkan potensi besar di sektor barang mewah dengan proyeksi pertumbuhan signifikan pada 2024.

Seiring dengan fokus pada pasar baru, data dari BoF dan McKinsey juga menunjukkan bahwa produsen fashion lokal di Asia, terutama di China, memiliki peluang besar untuk berkembang. Merek-merek domestik kini semakin diterima oleh konsumen Asia, dengan tingkat penerimaan terhadap produk lokal meningkat lebih dari 35 persen dalam dekade terakhir. Bahkan, pada 2023, pangsa pasar merek lokal di China meningkat 6 persen, menggerus konsumen yang sebelumnya membeli produk internasional.

Di sisi lain, ceruk pasar pakaian olahraga (sportswear) semakin berkembang pesat. Merek-merek baru seperti Asics, Hoka, dan On, mencatatkan kinerja luar biasa, mengalahkan beberapa pemain besar seperti Nike dan Adidas. Pada Januari-September 2024, harga saham Asics, misalnya, melonjak hingga 168 persen, sementara perusahaan Deckers, yang menaungi Hoka, mencatatkan kenaikan 91 persen. Pertumbuhan ini mencerminkan minat yang semakin besar terhadap gaya hidup sehat, di mana pakaian olahraga tak hanya digunakan untuk berolahraga, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Prediksi untuk 2025 menunjukkan bahwa pasar sportswear akan terus berkembang, dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 5 hingga 7 persen di AS dan Eropa, serta 8 hingga 9 persen di Tiongkok. Hal ini sebagian besar dipicu oleh generasi milenial dan Gen Z yang semakin mengintegrasikan pakaian olahraga ke dalam gaya hidup mereka. Survei juga menunjukkan bahwa dua pertiga konsumen di kategori ini memakai sportswear sebagai bagian dari aktivitas harian mereka, dan lebih dari setengahnya menganggap pakaian olahraga mendukung gaya hidup sehat.

Pada akhirnya, meskipun tantangan berat menghadang, industri fashion kemungkinan besar akan mengarah pada tiga tren utama di tahun 2025: pertumbuhan pesat di pasar Asia, peningkatan penerimaan produk lokal, dan terus berkembangnya minat terhadap gaya hidup aktif yang mendongkrak pasar pakaian olahraga.

Tren dan Tantangan Utama Pasar Energi Global di 2024

Tahun 2024 diperkirakan akan menghadirkan dinamika yang serupa dengan tahun sebelumnya, mengingat tren yang muncul sepanjang tahun ini diperkirakan akan semakin kuat di masa depan. Pasar minyak, misalnya, diprediksi akan dibanjiri pasokan baru, seiring dengan melimpahnya produksi minyak non-OPEC. Permintaan yang melambat, terutama di China akibat perlambatan pemulihan ekonomi pascapandemi, turut memengaruhi kondisi pasar ini.

Meskipun produksi minyak non-OPEC tahun ini didominasi oleh Amerika Serikat, EIA (Energy Information Administration) memperkirakan adanya perlambatan signifikan dalam pertumbuhan produksi pada 2024. Meskipun demikian, ledakan produksi minyak dan gas alam dari batuan shale di AS diperkirakan akan terus berlanjut, yang pada dasarnya bertujuan untuk menekan OPEC agar mempertahankan pengurangan produksi.

Dengan kondisi ini, harga minyak diprediksi akan lebih rendah dalam jangka panjang. Bahkan, Arab Saudi mungkin akan memulai perang harga untuk merebut pangsa pasar dan menjaga harga tetap tinggi dengan cara membanjiri pasar dengan minyak, yang dapat memengaruhi harga dan menekan produsen minyak AS secara bersamaan. Selain itu, selama dua tahun terakhir, pasar gas alam cair (LNG) dunia telah mengalami lonjakan permintaan yang pesat, diiringi dengan kompetisi untuk mengamankan pasokan domestik. Namun, permintaan LNG diperkirakan akan melambat pada 2024.

Wood Mackenzie mencatat bahwa pada 2022 dan 2023, lebih dari 65 juta ton komitmen pasokan LNG telah disepakati antara konsumen dan pemasok. Meski menunjukkan tingkat permintaan yang tinggi, hal ini juga menunjukkan penurunan investasi LNG di masa depan. Kendati begitu, permintaan gas global diperkirakan akan terus tumbuh, mendorong kebijakan energi yang lebih ramah lingkungan, dengan gas menjadi alternatif terbaik untuk menggantikan batu bara. Transisi dari batu bara ke gas diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun mendatang, meski tantangan seperti regulasi emisi yang lebih ketat dan infrastruktur transportasi yang kurang memadai, termasuk di Indonesia, masih harus diatasi. Selain itu, transisi energi juga akan menghadapi persoalan terkait pembangkit listrik tenaga nuklir.

Krisis Femisida di Kenya: Fenomena Tren Global yang Semakin Memprihatinkan, Kata Ahli Cornell

Perempuan-perempuan di Kenya kini turun ke jalan, menyerukan Presiden Ruto untuk menyatakan femisida sebagai krisis nasional, setelah 97 perempuan dibunuh dalam waktu tiga bulan terakhir. Sabrina Karim, profesor pemerintahan yang juga direktur Gender and Security Sector Lab, menjelaskan bahwa meski peningkatan femisida di Kenya mengejutkan, hal ini sejalan dengan tren global yang belum juga mereda.

Karim mengungkapkan bahwa secara global, satu dari tiga perempuan (30%) mengalami kekerasan fisik dan/atau kekerasan seksual oleh pasangan intim atau kekerasan seksual oleh non-pasangan selama hidup mereka. Bahkan, laporan terbaru dari PBB menyatakan bahwa rumah menjadi tempat paling berbahaya bagi perempuan.

Kekerasan terhadap perempuan di Kenya seringkali dikaitkan dengan sikap patriarkal yang sudah mengakar dan ketimpangan ekonomi. Namun, Karim menilai penjelasan tersebut belum sepenuhnya menjelaskan mengapa angka kekerasan terhadap perempuan justru meningkat akhir-akhir ini. Salah satu kemungkinan adalah karena perempuan di Kenya telah meraih kemajuan politik, dengan perempuan kini memegang 23% kursi di parlemen, serta adanya komitmen besar terhadap hak-hak perempuan. Hal ini bisa memicu reaksi balik dari sebagian pria.

Menurut Karim, sebagian pria mungkin merasa cemburu dengan pencapaian yang diraih oleh perempuan, terutama jika mereka melihatnya sebagai permainan yang saling menguntungkan. Mereka merasa bahwa status mereka menurun, baik di dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat secara lebih luas. Beberapa pria kemudian merespons hal ini dengan kekerasan terhadap perempuan, yang mereka anggap sebagai cara untuk mempertahankan status mereka.

Meriah! Sekitar Ratusan Orang Ikut Serta Meriahkan Suara Surabaya Economic Forum, Fokus pada Strategi Lokal dan Tren Ekonomi Global

Sekitar 300 peserta menghadiri Suara Surabaya Economic Forum (SSEF) yang berlangsung di The Westin Hotel, Surabaya pada Rabu (18/12/2024). Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Suara Surabaya (SS) Media, yang tahun ini bekerja sama dengan BPC HIPMI Surabaya.

CEO Suara Surabaya, Verry Firmansyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada forum ini adalah “Economic Dynamic 2025: Global Trends and Local Strategy”. Menurutnya, 2025 akan menjadi tahun penuh tantangan sekaligus peluang. Di tengah ketegangan ekonomi global, penting untuk mengembangkan strategi lokal yang kuat agar dapat bersaing di tingkat internasional.

Verry juga menekankan bahwa Jawa Timur memiliki posisi yang sangat strategis, bahkan hingga kini menjadi pusat ekonomi bagi wilayah Indonesia timur dan salah satu provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di tanah air. “Jawa Timur memiliki potensi besar untuk terus memimpin dalam iklim usaha yang kompetitif dan sehat,” ujarnya.

Forum ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam menghadapi tantangan ekonomi pada 2025. Menurutnya, dengan dukungan dari pemerintah daerah serta peran aktif para pengusaha, Jawa Timur diharapkan bisa memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar global.

“Semoga forum ini bisa melahirkan ide-ide cemerlang yang bermanfaat untuk kita semua,” tambahnya.

Beberapa narasumber yang hadir dalam Suara Surabaya Economic Forum (SSEF) kali ini antara lain Muhammad Rachmat Kaimuddin, Deputi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, yang hadir mewakili Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, serta Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya. Selain itu, turut hadir pula tokoh-tokoh terkemuka seperti Gita Wirjawan, pembawa acara Endgame Podcast, Sigit Djokosoetono, Wakil CEO PT. Blue Bird, Rachmat Harsono, CEO PT SAMATOR Indo Gas, Taufik, Wakil Ketua MarkPlus Corp, dan Budiawan Sidik Arifianto, peneliti Litbang Kompas.

Dominasi Asia Pasifik: Tren Penerbangan Global dan Rute Tersibuk Tahun 2024

Rute penerbangan internasional Hong Kong-Taipei kembali menempati posisi sebagai rute tersibuk di dunia, sebagaimana dilaporkan oleh perusahaan intelijen penerbangan OAG. Setelah sebelumnya berada di peringkat teratas pada tahun 2019, rute ini berhasil merebut kembali gelar tersebut meski kapasitas tempat duduknya masih 15% lebih rendah dibandingkan masa sebelum pandemi.

Di posisi ketiga, rute Seoul Incheon-Tokyo Narita mencatat pertumbuhan signifikan dengan kapasitas naik 68% dibandingkan periode pra-pandemi. Menurut John Grant, analis utama OAG, beberapa faktor mendorong peningkatan ini, termasuk lambatnya pemulihan pasar penerbangan internasional China, yang membuat maskapai mengalihkan fokus ke destinasi lain seperti Jepang. Selain itu, kehadiran maskapai baru seperti Eastar dan Air Japan, serta kapasitas penuh di Bandara Haneda, turut memindahkan sebagian besar penerbangan ke Bandara Narita.

Sementara itu, rute Kuala Lumpur-Singapura, yang menjadi rute internasional tersibuk pada tahun 2023, kini berada di peringkat keempat dengan kapasitas tempat duduk turun 3% dibandingkan dengan tahun 2019. Begitu juga rute Bangkok-Hong Kong, yang masih dalam tahap pemulihan dengan kapasitas 13% lebih rendah dari masa pra-pandemi.

Rute New York-JFK ke London-Heathrow menjadi satu-satunya perwakilan rute lintas Atlantik dalam daftar 10 besar, dengan peningkatan kapasitas sebesar 3% dibandingkan tahun lalu, mencapai 4 juta kursi. Sedangkan di Amerika Latin, rute tersibuk menghubungkan Orlando, Florida, ke San Juan, Puerto Rico, dengan total kapasitas 2,3 juta kursi.

Di sisi lain, rute domestik mencatat volume penumpang yang jauh lebih besar dibandingkan rute internasional. Rute paling sibuk di dunia adalah yang menghubungkan Seoul ke Pulau Jeju di Korea Selatan, dengan lebih dari 14,2 juta kursi pada tahun 2024 atau sekitar 39.000 kursi per hari. Meskipun begitu, angka ini masih 19% lebih rendah dibandingkan masa sebelum pandemi.

Wilayah Asia-Pasifik mendominasi rute domestik tersibuk, termasuk rute Hokkaido-Tokyo dan Fukuoka-Tokyo Haneda di Jepang, serta rute Beijing-Shanghai di China dengan kapasitas mencapai 7,7 juta kursi.

Di Arab Saudi, pertumbuhan signifikan terlihat pada rute domestik Jeddah-Riyadh, yang mengalami peningkatan kapasitas sebesar 9% dibandingkan tahun 2019. Di Afrika, rute tersibuk menghubungkan Cape Town dengan Johannesburg, sedangkan di Eropa, rute Barcelona-Pulau Mallorca mencatat kapasitas tertinggi.

Sementara itu, di Amerika Utara, rute domestik tersibuk menghubungkan Atlanta-Orlando di AS dengan hampir 3,5 juta kursi, dan Vancouver-Toronto di Kanada dengan total 3,5 juta kursi.

Dengan berbagai rute yang mulai pulih dan meningkat, industri penerbangan global menunjukkan tren positif meskipun tantangan akibat pandemi masih terasa. Pemulihan ini menjadi sinyal optimisme bagi para pelaku industri penerbangan di seluruh dunia.

Negara China Merilis Laporan Terkini Mengenai Kemajuan Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Global!

Pada Rabu (18/12), Akademi Teknik China (Chinese Academy of Engineering/CAE) merilis laporan terbaru yang membahas perkembangan mutakhir di bidang rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara global. Laporan ini memberikan analisis tentang tren serta karakteristik yang mencirikan kemajuan dalam bidang tersebut.

Laporan tahunan yang diberi judul “Engineering Fronts in 2024” memetakan 92 bidang utama dalam penelitian rekayasa serta 92 bidang unggulan dalam pengembangan rekayasa. Selain itu, laporan ini menyajikan analisis mendalam terhadap 27 topik penelitian paling signifikan dan 27 bidang pengembangan unggulan.

Dokumen ini menunjukkan bahwa pada tahun 2024, bidang-bidang unggulan dalam rekayasa global cenderung berkembang ke arah yang sangat mikroskopis, ekstrem, dan presisi tinggi, serta mengutamakan integrasi lintas disiplin ilmu.

Kemajuan pesat di teknologi mutakhir, seperti cip, biomedis, dan fisika kuantum, mendorong inovasi yang berdampak luas pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri di seluruh dunia.

Di sektor manufaktur, energi, dan material, perkembangan teknologi telah menghasilkan material dengan karakteristik unggul, seperti ketahanan terhadap bencana, suhu ekstrem, dan korosi, yang memberikan keandalan lebih tinggi untuk operasional dalam kondisi ekstrem.

Kemajuan lainnya mencakup teknologi navigasi satelit dengan pemosisian presisi tinggi serta kontrol robotik berpresisi tinggi yang membuka peluang baru, baik dalam produksi industri maupun kehidupan sehari-hari.

Integrasi lintas disiplin ilmu juga terus berkembang, mendorong inovasi yang lebih dalam dan membuka jalan baru bagi penggabungan teknologi dengan industri global, seperti yang diungkapkan oleh akademisi CAE, Yang Baofeng.